A Racer Dragon [Chap. 3]

cover (3)

Author: Mita (Kwonjita)

Main Cast| |Sandara Park ||Kwon Ji Yong ||Choi Seunghyun

Sprot Cast| Dong Yeong Bae | Lee Hi

G| | ER| |Drama | Romance

Length| | Chaptered | |

 

****

 

Pertama aku mau ngucapin terimakasih pada kalian semua yang masih mau ngikutin ff absurd ku ini. dan aku juga minta maaf jika part ini mungkin membuat kalian bingung karena dari awal aku sudah mengatakannya jika di tiap part itu kadang tidak sesuai dengan part sebelumnya. Jadi enggak usah bingung neh?”

Oke silahkan di nikmati dan jangan lupa tinggalkan jejak untuk author baru ini..keke

 

****

–Seoul Hospital, 2014—

“berapa sisa yang harus kubayar untuk perawatan pasien bernama hayi?” tanyaku pada gadis bernama chaerin itu, aku mengetahui namanya dari nametage yang dikenakannya. nafasku masih belum teratur sehabis berlarian tadi. Aku baru menyadari kalau diriku berlari sepanjang jalan dari bengkel sahabatku itu hingga sampai kesini, itu karena aku keliwat senang mendepatkan uang ini, bahkan aku ingin di jadikan pembalam kelas dunia. Ahhhh…ini sungguh keberuntungan yang tak pernah ku sangka.

 Aku menyadari ada yang aneh dari gadis ini, aku mengikuti arah matanya memandang, dan pandanganku berhenti pada sosok gadis yang kemarin merawat adik ku, yah gadis itu aku tidak tahu namanya. Dan apa itu? Kenapa dia tersenyum canggung seperti itu menatapku, ada apa sebenarnya dengan gadis itu?, terserah lah gumamku tak perduli, pandanganku kembali pada gadis bernama Chaerin ini. Tapi pandangannya masih memandang kearah lain, kembali ku ikuti pandangannya itu, dan lagi-lagi berhenti pada gadis itu, sekaranga matanya seperti sedang menatap tajam, apa dia menatap tajam pada gadis ini? karena penasaran akhirnya aku memanggilnya.

“ya, nona apa kau mengabaikan pertanyaanku? Ucapku sedikit keras padanya, dia terlonjak kaget setelah mendengar suaraku itu. “ne, tuan. Maafkan aku” katanya menundukan kepala meminta maaf padaku. “soal, biaya adik anda itu- sebaiknya anda bertanya sendiri pada dokter itu?” katanya lagi lalu menunjuk seseorang. Aku mengikuti kemana arah dia menunjuk dan lagi-lagi berhenti pada gadis itu. Aku mengeryetkan keningku bingung, hingga aku melihat gadis itu melangkah menghampiriku.

“ya, kenapa kau malah menyuruhku menjelaskannya. Memangnya apa yang harus ku jelaskan chaerin-ah?” desisnya kesal pada gadis bernama Chaerin ini. tapi gadis yang bernama Chaerin itu hanya nyengir menatap –gadis- dihadapanku ini. “ya, berhenti membuatku bingung” bentaku kesal pada dua gadis ini. Bukannya langsung menjelaskan mereka malah saling melempar tatapan tajam seperti ingin membunuh. “eunni..cepat jelaskan padanya, apa kau mau melihat dia mengamuk di sini?” Bisik Chaerin yang masih bisa kudengar.

“emm, mian tapi aku harus pergi sekarang, aku harus melihat keadaan para pasien. Kalau ingin bertanya –tanyakan saja pada gadis di hadapanmu itu? Katanya menunjuk chaerin dan berlalu pergi meninggalkan ku yang masih bingung. “dan satu lagi, nampaknya adikmu besok sudah bisa pulang” sambungnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan diriku dan gadis bernama Chaerin ini.

“jadi apa yang ingin kau jelaskan padaku?, kataku pada gadis ini,“aku hanya bertanya soal biaya adik ku, kenapa dibuat bingung seperti ini?” kataku lagi dengan menahan emosi, aku sangat ingin marah sekarang karena tidak suka orang yang membuang waktuku. Tapi aku tidak bisa melakukannya, karena diriku sedang berada di rumah sakit sekrang. Yang benar saja kalau aku marah-marah di sini yang ada aku diusir dari sini.

“baiklah” ucapnya santai, “untuk biaya perawatan adik anda itu, anda tidak perlu membayarnya lagi. Karena, sudah dibayar seseorang” sambungnya yang sudah kembali menyibukan diri dengan pekerjaannya. “siapa?” kataku bingung menatapnya, tapi dia sama sekali tidak berniat mengatakannya padaku, terserahlah siapa pun orangnya, nanti ku cari sendiri gumamku. Lebih baik aku melihat keadaan hayi, kata dokter tadi dia besok sudah boleh pulang.

“oppa” katanya setelah melihat diriku berjalan menghamprinya, aku melihat dokter tadi sedang bicara dengan adik ku. “hayi-ah, eunni pergi dulu ne? ucapnya beranjak pergi.

“eunni?” tanyaku bingung pada adik ku ini,“Memangnya kalian sedekat itu sampai bisa memanggil seorang dokter dengan sebutan eunni?” kataku lagi yang sudah duduk di sampingnya. Aku melihat dia tersenyum simpul menatapku.

“oppa, sepertinya dara eunni menyukaimu?” ucapnya hesteris padaku “Dara eunni? Memangnya dia siapa?” kataku bingung menatapnya. Dia memutar matanya mendengar ucapanku, apa yang salah memangnya? Memang benar akau tidak mengetahui siapa itu dara kan?. “apa oppa tidak tahu?, dia dokter yang barusan pergi” jelasnya menunjuk orang yang baru keluar tadi.

“oh, jadi namanya dara?” gumamku “lalu apa yang membuatmu bisa menyimpulkan dia menyukai oppa?” kataku mulai tertarik mendengar cerita hayi.

“dia selalu bertanya tentang oppa padaku, bukankah itu aneh kalau dia tidak tertarik padamu oppa?” katanya. Dia terlihat begitu senang membicarakan dokter itu, bahkan dia sudah memanggilnya eunni. Aku tahu dia sangat ingin aku memiliki kekasih sekarang, hingga dia selalu saja menjodohkan ku dengan wanita lain.

“apa kau ingin oppa mendekatinya?, kau terlihat seperti ingin menjodohkannya pada oppa?” kataku terkekeh. Diluar dugaan dia mengangguk antusias, ya ampun gadis ini bagaimana dia bisa berpikiran aku akan mendekati dara. Apa dia pikir pria seperti kakaknya ini pantas dekat dengan gadis seperti dara, yang seorang dokter di sini.

“aigoo..kau berharap banyak rupanya”

“Oppa, dara eunni itu gadis yang lembut, jadi dia sangat cocok untuk oppa yang arogan ini” katanya tersenyum puas menggodaku. Gadis ini selalu saja menggodaku mengenai wanita-wanita itu, tapi entah kenapa aku tertarik kali ini membahas seorang gadis. Dan anehnya gadis itu, dokter di sini yang bernama Dara itu. Mengingat betapa kesalnya aku padanya saat pertemuan itu, membuatku tersenyum geli sendiri.

“istirahat lah, oppa akan mencari eunni tersayangmu itu dulu” kulihat dia tersenyum mendengar itu dariku, dia benar-benar menyukai dara rupanya.

Aku masih mengedarkan mataku kesetiap tempat untuk mencari sosok dokter dengan poster tubuh mungil. “apa kau mencari sesuatu?” suara lembut gadis mengagetkanku, aku berbalik menghadapnya dan ternyata itu suara dara, gadis yang tadi sedang ku cari. “ne aku hany-“ ucapanku terhenti saat sebuah suara memanggil dara, ternyata dia Chaerin gadis administrasi itu.

“eunni, ini sisa uangnya setelah ku potong untuk biaya rumah sakit pasien bernama hayi” katanya setelah berada dihadapan dara, dan menyerahkan amplop kecil pada dara. Nampaknya dia tidak menyadari kehadiranku tadi, hingga dengan santai dia mengatakan itu pada dara. Aku melihat dara menatap tajam pada chaerin, seolah berkata kau mati ditanganku chaerin. Gadis itu menatap bingung pada dara, karena dara menatapnya tajam seperti itu, tak lama dia mengalihkan pandangannya padaku, dia kaget melihat diriku yang dari tadi sudah menatapnya. Aku baru berniat ingin meminta dia menjelaskan perkataannya tadi.

“maaf aku harus kembali bekerja” ucap chaerin cepat lalu beranjak pergi meninggalkan aku dan dara. Sekarang pandanganku beralih pada dokter yang bernama dara ini. “apa benar kau yang membayarnya?” kataku santai, masih menunggu jawabannya.

“ne”

“kenapa?”

“kenapa apanya”

“kenapa kau membayarnya?” kataku masih menunggu dia menjelaskan semuanya padaku. “aku hanya ingin membantu ji, apa itu salah?” katanya akhirnya menjelaskan. Wajahnya terlihat takut, mungkin dia berpikir aku akan marah padanya. Memang awalnya aku ingin marah, tapi aku tidak jadi melakukan itu karena melihat wajah takutnya itu membuatku mengurungkan niat untuk kembali bertengkar dengannya. Lagian dia bilang cuman ingin membantu, dan dia juga sudah merawat hayi bahkan sudah menemani hayi disaat aku tidak bersama adik permempuanku itu. Bukan kah itu sudah cukup alasan untuk ku tidak marah padanya.

“lain kali kau tidak perlu melakukan itu padaku dan juga hayi dara” ucapku lembut padanya. Sungguh aku ingin menentang ucapanku barusan, kenapa aku jadi selembut ini pada orang yang baru ku kenal. Kemana perginya ji yong yang arogan? Apa aku sudah gila bersikap lembut seperti ini, aishhtt gadis ini benar-benar sudah merubahku rupanya.

“tapi ji” protesnya tidak setuju dengan ucapanku tadi.

“berhenti membantahku” kataku tajam padanya. Aku mendengar dia mendesis mencibir menanggapi ucapan ku. “ternyata yang hayi katakan benar, kamu itu orang yang arogan, Ani..  tapi egois. Kamu pikir kamu bisa hidup tanpa bantuan orang lain?” katanya balas menatap tajam padaku. Aishtt gadis ini apa dia berniat memulai pertengkaran lagi denganku?.

“MWO, siapa yang kau emmfftt” dia menghentikan perkataanku dengan menyumpalkan roti di tangannya ke mulutku dan berlalu meninggalkan ku dengan mulut penuh roti yang dia sumpelkan tadi.

“ya” pekik ku tajam padanya yang sudah pergi , kenapa gadis itu selalu membuat mood ku berubah-ubah? Sebentar dia bisa membuatku bersikap lembut, tapi detik berikutnya dia akan membuat diriku marah lagi, dia selalu berhasil menyulut api pertengkaran. Bagaimana bisa adik ku itu mengatakan jika gadis bernama dara ini lembut? Cih lembut pantatku.

****

“kenapa kau mengajak ku kesini?”

“emm, hanya ingin. Kau ingat saat kau menangis di sini?” kataku sambil melangkah dengan tangan saling bertaut. Aku mengajaknya ketempat dimana dia pernah menangis dulu dan itu semua karena diriku.

“bagaimana bisa aku melupakan hal yang memalukan seperti itu” katanya cemberut mengingat hal itu. Aku juga heran kenapa dulu dia begitu berani melakukan itu. Kalian bayangkan saja, seorang wanita menyatakan perasaannya duluan, itu masih sangat jarang terjadi. Dan itu membuat harga diriku sebagai seorang namja jatuh.

“tapi di tempat ini juga kau akhirnya mengakui perasaanmu padaku bukan?” tanyanya yang sudah berlari ketepi danau. “kau mengakui perasaanmu karena kau cemburu pada seunghyun oppa, cihh kau pria bodoh yang pernah ku temui” cibirnya menatapku. Aku hanya tersenyum menanggapi ucapannya, karena memang benar apa yang dia katakan, aku menyatakan perasaanku karena aku takut hatinya akan berpindah pada seunghyun hyung dan aku tidak mau itu terjadi

.

****

–Danau, 2014—

“YA, KWON JI YONG….kau pikir dirimu siapa oeh?”teriak ku kesal mengingat aku sudah mempermalukan diriku di depannya, cih pria arogan itu dia pikir dia siapa berani menolak ku, hiks ini memalukan bagaimana bisa kamu berbuat seperti itu dara. Aku dengan percaya dirinya mengatakan aku menyukainya, tapi lihat dia menolak ku hiks.

“LIHAT SAJA KWON JI YONG, KAU AKAN MENYESALI PERBUATANMU ITU”

‘kenapa berhenti?” tanyanya tiba-tiba.

Cih pria arogan ini dari mana dia mengatahui kalau aku berada di sini. Setelah menolak ku, dan membuat diriku malu, sekarang dia ingin menertawakan juga?.pria ini benar-benar jahat, dia pikir aku tidak bisa mendapatkan pria lain? Heyy aku akan membuatmu menyesal lihat saja nanti, gumam ku kesal padanya.’

“kau marah padaku?” katanya lagi. ‘Menurutmu? Apa aku terlihat baik?pabbo’!. Aku sama sekali tidak menanggapi perkataannya, setiap dia bertanya aku hanya menjawabnya dalam hati. Ku lihat dia menghembuskan nafas lelah sebelum kembali berucap “mianhae”katanya menarik tanganku. Aku menatap sekilas padanya dan kembali membuang muka.

tidak semudah itu kwon ji yong, kau harus merasakan pembalasanku’ senyum pembalasan mulai terukir di bibirku. ‘aku hanya ingin melihat bagaimana perasaanmu sebenarnya padaku?’ jadi tunggulah sampai saat itu tiba eoh?. Setelah aku menarik tanganku dari genggamannya, aku segera melangkah meninggalkannya.

****

Ji yong Pov

“ya, kau dimana eoh?” aku menjauhan telpon ku dari telinga, aishhtt teriakan sehabatku itu sungguh membuat telingaku berdengung. Kenapa pagi-pagi begini dia berteriak seperti itu.

“ya, apa tidak bisa kau tidak berteriak seperti itu padaku huh?” balasku teriak padanya, memangnya dia pikir cuman dia yang bisa berteriak. Dan lihat sekarang dia memerintahku untuk cepat menemuinya, “arraseo, tunggulah sebentar neh?” teriakku lagi padanya.

memangnya ada apa huh?apa dia tidak tahu kepalaku pusing memikirkan dara. Sudah seminggu dia tidak pernah muncul dihadapanku, dan itu membuat adik cerewetku itu marah besar padaku. Dia menyalahkan aku karena sudah membuat dara menjauh darinya. Yah, semenjak dia dirawat dirumah sakit mereka berdua semakin dekat. Aku heran kenapa adik ku itu lebih peduli pada dara dibanding kakaknya sendiri.

Aku akui dirikulah yang secara tidak langsung membuat dara menjauh dari kehidupanku dan hayi, tapi aku melakukan itu karena aku takut semakin mencintai gadis itu, walaupun dia dengan berani menyatakan langsung padaku kalau dia menyukai ku, tapi dengan bodohnya aku menolak perasaannya itu, aku merasa tidak seharusnya dia melakukannya, kalupun ingin melakukan akulah yang harusnya melakukan itu. Aku merasa belum pantas berada di dekatnya sekarang.

Sekitar lima belas menit aku sudah sampai di bengkel sahabatku ini. “ada apa?” tanyaku setelah memasuki bengkelnya.

“teddy hyung meminta kita menemui dirinya di kantor tuan Park. Dia ingin memperkenalkan seseorang padamu, katanya orang itu akan jadi rekan seteam mu  untuk balap kelas dunia musin nanti” katanya mulai bersiap berangkat, aku hanya menganggukan kepalaku tanda mengerti, dan kebetulan sekali aku ingin bertemu dengan orang yang bernama tuan park itu. Karena waktu pertama kami menemui teddy hyung di kantornya itu, dia sedang berada diluar negeri, memantau anak asuhnya yang sedang melangsungkan balapan di Jerman. Dan aku juga penasaran siapa yang akan jadi rekan seteam ku nanti.

–kantor tuan Park—

“tunggu, bukan kah itu?” gumamku saat tidak sengaja aku melihat seorang gadis dengan poster tubuh yang sangat ku kenal, dan siapa laki-laki itu? Kenapa mereka terlihat begitu akrab.

“kau kenapa?” tanya yeong bae saat dia melihat perubahan wajahku. Aku masih diam tak menjawab pertanyaannya yeong bae, karena pikiranku masih berputar pada dua sosok yang tak sengaja ku lihat tadi.

“ya” bentaknya membuatku terlonjak kaget. Aku heran kenapa akhir-akhir ini sahabatku ini sangat suka berteriak padaku.

“kajja” ajak ku melangkah mendahuluinya.

TBC

Next>>

15 thoughts on “A Racer Dragon [Chap. 3]

  1. Adeuh Ji oppa jual mahal nih . udah tau susah banger bust cewek nyatain duluan eh malaj di tolak. Pas liat Dara unnie sama cowok lain gak suka kamu mah bang. Peobok ah si abang mah

  2. Hayi udah sayang banget sama dara karena dara orang yang baik dan lembut,
    Bertolak belakang sama jiyong yang arogan,
    Mereka akan sangat serasi jika disandingkan,
    Hadeeehhhh….Jiyong nolak dara karena ngerasa masih belum pantas untuk bersanding dengan dara,
    Tapi dia gak mikir kalau gak selamanya dara akan selalu ada ditempat yang sama untuk menyambutnya nanti,
    Aigoo…pembalasan apa yang akan dara berikan ke jiyong???
    Apa dia akan pura2 pacaran sama namja buat manas2in jiyong atau gimana???
    Makin penasaran,
    Ditunggu part selanjutnya
    Fighting

Leave a reply to renimbintang Cancel reply