[Series] Coming To You – 1

coming to you

Author : Jung Yoorey

Title : Coming To You

Cast : Sandara Park (Dara 2NE1), Kwon Jiyong (GD Big Bang)

Other Cast : Lee Haru (OC), other

Genre : Fantasy, Romance, a bit Comedy

Rating : Teenager

Backsound’s : GD ft Sandara – Hello

Note : Haii aku back lagi dengan ff daragon setelah stay with me=D.ff ini aku keinspirasi waktu nonton ‘Queen In Hyun’s Man’ dan ‘Rooftop Prince’. Bedanya, kalo di dua drama itu si cowok yang ke masa depan, di ff ini sandara yang ke masa depan :3.

Dan makasih banyak buat admin yang udah mau ngepost ffku yang super gaje ini /bow 360 derajat/?.

Okay, happy reading OuO


“dosen gila. Bagaimana bisa aku harus menyelesaikan 5 essay sejarah ini sementara aku juga harus membuat lagu untuk seunghyun hyung? kurasa aku akan gila.”

“apa-apaan dia memberiku tugas begini banyak? Tidakkah dia tahu kalau aku sangatlah sibuk?”

“sungguh mengesalkan. Ya tuhan, izinkan aku menggantung dosen itu.”

“kenapa membunuh orang itu berdosa, sih? ah jiyong apa yang kau pikirkan? Otakku mulai gila.”

“tapi sepertinya membunuh dosen gila itu cukup bagus..”

“oh tidak kwon jiyong. Lupakan ide busukmu itu. oh jesus maafkan hambamu ini.”

Umpatan dan gumaman terus keluar dengan lancarnya dari mulut lelaki bernama Kwon Jiyong itu. tangannya sibuk menyetir, sementara mulutnya sibuk mengumpat.

Jiyong memutuskan untuk mengeraskan volume lagu di radionya untuk meredam emosinya yang berstadium itu. sedikitnya ia mampu melenyapkan emosinya lewat lagu yang diputarnya.

Jiyong fokus pada jalanan didepannya. Jujur saja, ia sedikit merinding melewati jalan gelap dan sepi itu. bahkan hanya mobilnya yang berada di jalanan itu. tapi jiyong tidak memperdulikan hal-hal mistis yang sering terjadi di televisi yang sering ditonton keponakan kecilnya.

100 meter dari mobil jiyong, mata cokelat jiyong dapat menangkap sesosok berdiri di tengah jalan. Mata jiyong terbelalak dikala mobilnya melaju kearah sosok yang tidak menggubrisnya. Dengan cepat jiyong menekan klaksonnya untuk menyadarkan sosok itu. oh baiklah, setidaknya jiyong harus yakin kalau sosok didepannya itu bukanlah sosok yang sering ditonton keponakannya itu.

Tapi nihil. Sosok itu tidak beranjak sedikitpun melainkan menoleh dan menatap mobil jiyong dengan.. polos? Ya. jiyong terkejut mengetahui kalau sosok itu ternyata seorang yeoja dengan rambut dikepang satu dengan daenggi (pita dari sehelai kain di ujung kepangan rambut) pink lengkap dengan baetssi daenggi (perhiasan di atas kepala) dan memakai… hanbok? Oh siapa yang memakai hanbok dan berdandan ala putri kerajaan di tengah jalan gelap seoul sendirian? Mungkin hanya orang yang tidak waras. Bahkan dari jauh jiyong tahu kalau hanbok jenis itu adalah keturunan ningrat, yah itu kalau untuk jaman dulu. kalau sekarang semua orang bisa memakai hanbok mewah seperti itu.

Jiyong segera menginjak remnya ketika menyadari kalau yeoja itu tidak akan beranjak. Dengan kesal jiyong segera turun dari mobilnya dan mendekati yeoja yang sekarang menatapnya dengan tatapan polos.

“hei kau! Apa yang kau lakukan ditengah jalan begini? Kau mau mati?!” kesal jiyong. Oh baguslah, dia memang sedang ingin memarahi seseorang untuk meluapkan emosinya.

“Park sandara. Namaku Park sandara.” Ucap yeoja itu sambil membungkuk pada jiyong.

Jiyong melongo. Hei, jiyong bahkan membentak yeoja itu, bukan meminta nama yeoja itu. dan kenapa yeoja itu sangat formal?

mmwo? Kau gila? Aku tidak bertanya namamu.” Desis jiyong ketus.

Yeoja bernama sandara itu tersenyum lembut pada jiyong. “keluargaku melarang berbicara pada orang yang tidak kukenal. Bisakah anda memberitahu nama anda?” tanya sandara dengan begitu formalnya. Jiyong jadi menelan seluruh luapan amarahnya melihat tingkah sandara yang sangat formal.

“ji-jiyong. Namaku kwon jiyong. Dan aku ingin kau tidak usah berbicara formal padaku.” ucap jiyong agak kikuk.

Sandara mendongak dan tersenyum lebar. “nama yang indah! baiklah, aku juga sebelumnya sangat ingin mencoba berbicara non formal.”

Jiyong menggerutu. “kenapa kau pakai hanbok begitu? tidakkah kau salah kostum?”

Sandara menatap hanboknya. Matanya berbinar. “apakah hanbok ini bagus?”

Jiyong mengernyitkan keningnya. “eh? y-ya. bagus sekali, cocok untukmu.” Puji jiyong dengan nada mengejek. Kenapa mereka jadi saling sok akrab begini?

Sandara terkekeh. “terima kasih sudah memujiku. Ah, ternyata dipuji orang asing itu rasanya seperti ini.” ucap sandara dengan nada yang benar-benar senang. Jiyong menggaruk tengkuknya bingung.

“sebenarnya kau yang aneh atau hanya perasaanku saja?” gumam jiyong. Sandara mendongak masih dengan senyuman sumringahnya.

“tahun berapa sekarang?” tanya sandara lagi.

Jiyong benar-benar bingung dengan tingkah sandara. Kenapa ia bahkan tidak mengetahui sekarang tahun berapa? Sepertinya ada yang tidak beres.

“kau benar-benar tidak tahu sekarang tahun berapa?” tanya jiyong meyakinkan. Sandara mengangguk masih dengan tersenyum. Benar-benar polos.

Jiyong menatap sandara tidak percaya. “tahun 2014. Apa kau sedang sakit? Atau kau pasien yang melarikan diri?”

Sandara tidak memperdulikan ucapan jiyong setelah lelaki itu menyebut tahun berapa sekarang. Ia sibuk bergumam tidak jelas. jiyong melipat tangannya menunggu jawaban sandara. Entah kenapa dia merasa sedikit tertarik dengan yeoja berhanbok dengan tingkah aneh itu. jiyong dengan cepat menggelengkan kepalanya ketika menyadari kalau ia sedikit tertarik pada sandara. Ia menghela nafas pelan.

“ah!” jiyong hampir saja loncat ketika sandara memekik. Mata yeoja itu berbinar.

“a-ada apa?”

Sandara tersenyum manis. “360 tahun. Ternyata cukup jauh juga aku terlempar.” Gumamnya sambil menghela nafas kecil. Jiyong mengernyitkan keningnya.

“tidak ingin menjelaskan sesuatu padaku?”

Sandara menatap jiyong. “namaku park sandara. Tepatnya aku lahir pada tahun 1654 di bawah kerajaan Yi Gyeom, zaman Goryeo, dinasti Joseon abad ke 16. Aku anak keenam dari park sanjeong, keturunan Sujong jeonha (Raja). Percaya atau tidak, aku kemari untuk mencari sesuatu yang kekasihku pinta sebelum ia meninggal sebulan yang lalu karena perang saudara. Aku mohon bantuanmu.”

Jiyong melongo.

*

“ehm.. jadi kau ini berasal dari tahun 1654?” terdapat keraguan diucapan jiyong barusan. Ia merasa benar-benar gila membawa orang asing yang mengaku berasal dari masa lalu ke apartementnya. Bisa saja kan sandara itu sebenarnya seorang pencuri yang menyamar? Tapi entah kenapa jiyong merasa kalau sandara tidak berbohong. Kecuali kalau memang sandara itu adalah actress terkenal yang mampu menipu orang dengan actingnya.

Tapi tidak. Jiyong bahkan sudah melakukan googling dan.. ia menemukan nama sandara pada wikipedia. Bukan karena sandara adalah artis atau orang terkenal, tapi sandara memang salah satu putri bangsawan dari kerajaan Yi Gyeom pada zaman Goryeo, dinasti joseon abad ke-16. sandara juga mendapat julukan ‘putri berhati angsa’—yang jiyong tidak mengerti kenapa sandara bisa dijuluki angsa padahal ia lebih mirip kelinci.

“ya, kekasihku yang bernama lee shin joo lah yang membawaku kemari. Ia meninggal akibat perang saudara. Hubungan kami memang tidak direstui, oleh karena itu ayahku menyuruh shinjoo oppa untuk berdiri di kutub depan tanpa pertahanan yang kuat, dan.. i-ia..”

Jiyong menggaruk tengkuknya. Wajah sandara yang awalnya ceria menjadi suram, matanya yang berbinar menjadi berkaca-kaca. “ah, tidak usah dilanjut. Terus kenapa kekasihmu itu menyuruhmu kemari?”

Sandara menghela nafas. “sebelum ia pergi perang, ia memberiku ini.” sandara menunjukkan sebuah batu giok berwarna biru jernih. Jiyong terperangah melihat batu itu. batu itu sangat sering muncul pada pelajaran sejarahnya dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi karena batu giok itu adalah salah satu dari 4 buah batu giok yang memiliki kekuatan legenda. Jiyong bahkan menganggap itu sebenarnya hanya batu biasa, tapi bagaimana sandara bisa memiliki salah satu dari 4 buah batu saja?

“i-itu bukannya hanya ada 4 buah?” tanya jiyong mencoba mengutarakan isi hatinya. ia mencoba untuk menepis pikiran kalau sandara memang berasal dari masa lalu.

“ya, sebenarnya di lembah gunung hanyang terdapat sebuah air terjun yang mengalir dengan jernihnya. Bisa dibilang itu adalah sumber air bagi kami. Seorang buddhits pernah bertapa dibawahnya dan menemukan sebuah batu berlian yang memiliki kekuatan besar. Ia pun meneliti batu itu dan didalamnya terdapat energi yang tidak dimengerti. Ia membagi batu itu menjadi empat bagian dan membaginya pada orang yang memang sangat menghargai hidupnya. Shin joo oppa salah satu orang itu.” jelas sandara layaknya seorang guru.

Jiyong mengedipkan matanya berkali-kali. Apakah sandara ini benar-benar datang dari masa lalu? jiyong bahkan tidak tahu betul bagaimana kisah tentang batu giok legenda itu. ia hanya pernah membacanya sekali dan melupakannya sekarang.

“oh baiklah. lalu apa yang terjadi setelah kekasihmu memberimu batu itu?” tanya jiyong.

Sandara menggenggam batu itu lembut. “ia menyuruhku untuk mengucapkan sebuah kalimat setelah aku menggenggam batu itu jika ia tewas dalam perang. Ia berkata jika aku akan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya jika saja ia tidak bisa memberiku kebahagiaan itu. dan seperti katanya, ia tidak kembali. Aku ingat tentang amanatnya, dan aku pun melakukannya. Tapi sebelum itu, aku bertanya pada pelayanku tentang kekuatan batu ini dan ia bilang aku bisa melihat reinkarnasi sebenarku yang tidak lain adalah aku dapat melihat masa depan. Dimana aku berhenti, maka ditahun itu pula aku akan mendapatkan kebahagiaanku. Dan aku cukup kaget karena terlempar sangat jauh selama 360 tahun. 3 setengah abad dari masaku.” Cerita sandara.

Jiyong meneguk liurnya. “ka-kau tidak sedang beracting kan?”

Sandara mengernyitkan keningnya. “apa itu acting?” tanya sandara dengan polosnya.

“ah lupakan saja. Apakah kalimat yang kau ucapkan sampai kau bisa kemari?”

Sandara menggeleng. “aku tidak bisa memberitahumu. Maafkan aku.”

Jiyong mengangguk kecil. “sudahlah tidak usah kau pikirkan. Lebih baik kau segera pulang dan berhenti bermain-main.” Putus jiyong sambil berdiri dari sofa tempatnya duduk. Sementara itu sandara yang duduk di lantai mendongak bingung.

“maksudmu?”

Jiyong mengangkat alisnya. “pulang. kau pikir aku bodoh? Mana mungkin aku percaya dengan gurauan konyol macam itu? berhenti berpura-pura seperti di drama picisan. Aku tidak sebodoh itu bisa percaya dengan lelucon fantasimu.” Ketus jiyong. Ia sudah cukup lelah mendengar cerita fantasi sandara. Walau begitu, jiyong tidak bisa bohong kalau ia sedikit percaya dengan cerita yeoja itu.

Sandara berdiri dengan agak susah karena hanboknya. Ia menggeleng dengan tatapan memelas. “kau tidak mempercayaiku? Aku tidak pernah berbohong.”

Jiyong tertawa kecut. “sudahlah, aku lelah dan aku harus mengerjakan tugas kuliahku. Cepat pergi.” usir jiyong sambil menarik lengan sandara menuju pintu.

“ah ji-jiyong-ssi. a-aku..” Sandara agak kesusahan berjalan karena hanboknya. Jiyong menariknya cukup keras membuatnya oleng dan sandara menutup matanya dengan cepat. “gyaa!”

Bruk! Sret..

Keduanya terdiam dalam posisi sandara terjatuh dibawah kaki jiyong. Sandara membuka matanya dengan pelan saat merasakan tangan jiyong sudah melepasnya. Dengan cepat sandara menatap chima (rok) yang menutupi kakinya. Chima itu terbelah. Yang dalam artian kalau chimanya robek.

“bagaimana ini? apa yang harus kulakukan? Hanbok ini pemberian jeonha. Aku juga tidak bisa keluar dengan keadaan seperti ini.” Gumam sandara panik sambil mendongak menatap jiyong yang mungkin makin stres.

Jiyong memutar matanya. “berhenti berbicara yang tidak-tidak! Cepat pergi dari rumahku, dasar maniak joseon!” kesal jiyong. Ia sudah cukup lelah dan ia tidak ingin bermain-main lagi dengan imajinasi bodoh sandara.

Sandara menggigit bibir bawahnya. ia memiliki ide. “kalau aku bisa membuktikan kalau aku ini dari tahun 1654, maukah kau mengijinkanku tinggal disini sampai aku menemukan kebahagiaanku?”

Jiyong mengangkat sebelah alisnya. Sandara meneguk liurnya dan mengambil sesuatu dari dalam hanboknya. Alis jiyong menjadi satu melihat apa yang sandara keluarkan.

*

“dimana kau mendapatkan ini, anak muda?”

Jiyong menggaruk tengkuknya. “a-aku kurang yakin. Se-seseorang memberiku benda itu dan menyuruhku untuk membawanya ke.. museum. Tapi aku ingin mengetahui keasliannya atau hanya barang imitasi.”

Ahjussi tua itu membenarkan kacamatanya dan menatap jiyong dengan berbinar. “aigoo mana mungkin ini imitasi? Tentu saja ini asli. Tidakkah kau bisa lihat ukiran emas dinasti joseon yang sudah berabad-abad ini? bagaimana bisa binyeo (hairpin) ini masih seperti baru? kalau kulihat-lihat, kau bisa mendapatkan uang 10 juta won atau bahkan paling mahal 20 juta won untuk binyeo ini.”

Mata jiyong membulat. “du-dua puluh juta won?”

Ahjussi tua itu mengangguk. “ya. kau tidak tahu sejarah ya? binyeo ini asli tanpa karat ataupun retak sedikitpun. Warna merahnya pun tidak pudar bila digosok menandakan kalau binyeo ini asli. Karena warna yang tidak pudar itu adalah pewarna alami. Dan kalau dalam dinasti joseon, yang memiliki binyeo tanpa warna pudar itu adalah keluarga yangban (bangsawan) atau keturunan kerajaan. Kalau sekarang, pewarna itu sudah sangat langka dan mungkin sudah tidak ada karena adanya pewarna kimia.” Jelas ahjussi tua itu layaknya seorang guru.

Jiyong meneguk liurnya susah payah. “ta-tapi.. bisa saja kan ini imitasi..” gumam jiyong tidak percaya.

Ahjussi tua itu menggeleng. “kau ini keras kepala sekali anak muda. Binyeo seperti ini adalah peninggalan dari dinasti joseon yang kira-kira abad ke 16 karena ukiran di binyeo itu mengukir nama dari.. Park Sandara. Ya, kalau kau belajar sejarah dengan tekun, kau pasti tahu kan julukan ‘Putri Berhati Angsa’ dari kerajaan Yi Gyeom yang masih satu klan dengan Sujong. Kalau tidak salah, dia anak dari Park Sanjeong, keluarga bangsawan yang sangat disegani karena ilmunya. Bahkan ukiran ini bertuliskan hanja (tulisan kuno korea) yang sangat detail. Ini pasti milik Tuan Putri Sandara.”

Jiyong merasa lehernya tercekik. Jadi sandara itu benar-benar dari masa lalu? tapi bagaimana kalau ia hanya menyamar sebagai Sandara asli? “bisakah aku melihat foto Sandara?”

Ahjussi tua itu mengangguk pelan. “ya, tunggu sebentar. Aku tidak begitu yakin masih memiliki fotonya, tapi akan kucari. Atau kalau kau mau lebih jelas, pergilah ke museum, aku hanya punya fotokopinya.”

Jiyong menggeleng. “ah itu sudah cukup.”

“baiklah.” Ucap ahjussi itu lalu masuk kedalam ruangannya.

Sementara itu jiyong memutar tubuhnya dan mendapati mobilnya masih terparkir rapi diluar toko. Jiyong yang sengaja membuka jendelanya dapat melihat seorang yeoja yang sedang terkagum-kagum dengan interior yang didudukinya itu. siapa lagi kalau bukan sandara?

Jiyong menghela nafas. Tepat saat itu juga ahjussi itu keluar dengan selembar foto ditangannya. Ia memberikan foto itu pada jiyong. Jiyong meneguk liurnya terlebih dahulu dan berharap kalau di foto itu berbeda dengan seseorang yang berada di mobilnya.

“itu satu-satunya foto dari Tuan Putri Sandara. Anehnya, jaman dulu bahkan belum terdapat kamera ataupun sesuatu yang dapat mengabadikan sesuatu. Tapi sandara menjadi orang pertama yang memiliki fotonya sendiri.” jelas ahjussi itu.

Jiyong merasa dadanya berdebar. Setelah meyakinkan hatinya, ia pun menarik foto itu dan menatapnya. Rasanya jiyong ingin menggantung dirinya saja saat itu ketika melihat foto itu.

Sama. Tidak ada yang beda. Kecuali kalau orang di mobil itu melakukan operasi sedetail mungkin agar bisa mirip dengan orang di foto yang dipegangnya.

Jiyong speechless.

*

“aku benar kan? Kau percaya kan sekarang padaku?”

Jiyong rasanya ingin menutup telinganya mendengar seluruh celutukan kemenangan sandara. Baiklah. jiyong juga belum sepenuhnya percaya. Ia masih shock. Mana mungkin ia bisa bertemu dengan seseorang dari masa lalu? jiyong sebenarnya tidak ingin percaya, tapi.. ah sudahlah. jiyong bahkan berharap kalau ini semua hanyalah mimpi atau hayalan gilanya.

“dengar ya Park Sandara. Walaupun kau sudah membuktikan kalau kau itu dari masa lalu, aku tidak akan mempercayaimu begitu saja. Tapi karena kau sudah memberikanku binyeomu itu, kurasa tidak ada salahnya kalau tinggal disini sampai kau menemukan kebahagiaan konyolmu itu. setidaknya kau tinggal disini tidak gratis. Dan aku harap kau tidak membuat masalah seperti mengambil barangku diam-diam atau mencoba untuk menghancurkan barang-barangku. Kau tidak boleh seenaknya keluar masuk rumahku, jika kau ingin kemana-mana, kau harus memberitahuku. Dan oh ya, aku tidak ingin kau juga bertingkah konyol dengan mengungkit kalau kau itu datang dari masa lalu. bersikaplah seperti manusia normal yang lahir pada masa ini. Mengerti?”

Sandara menganggukkan kepalanya ragu. Bahkan ia tidak begitu mengerti apa yang jiyong katakan. Selama ini ia tidak pernah mendengar orang berbicara dengan sangat informal seperti jiyong. Sandara bahkan dibesarkan dengan penuh formalitas. Berbicara informal sama saja dengan berbicara kasar.

“dimana aku bisa beristirahat?” tanya sandara.

Jiyong menunjuk sebuah kamar. “tidurlah disana. Sebenarnya itu kamar keponakanku, ia masih berumur 7 tahun. Ia tidak memiliki orangtua, mereka meninggal karena kecelakaan pesawat. kakakku, kwon dami adalah ibunya. Ia menitipkan haru padaku. saat ini ia sedang dirumah ibuku, jadi tempati saja kamar itu dulu.”

Sandara mengangguk. “aku mengerti.”

Jiyong menghela nafas dan kembali teringat sesuatu. “oh ya, aku tidak ingin melihatmu memakai baju seperti itu besok pagi. dan aku juga tidak ingin melihat rambut norakmu itu. kau bisa mencari baju milik kakakku di lemari dikamar itu. kamarku disebelah kamarmu. Aku duluan.” setelah itu jiyong segera berlalu dari hadapan sandara dan masuk kedalam kamarnya dengan cepat.

Sandara menghela nafas pelan. ia melirik sebuah cincin yang tersemat di jari manis kirinya. Sebenarnya shinjoo sudah melamarnya, mereka berencana untuk melarikan diri ke tengah gunung dan membuat keluarga kecil yang bahagia kalau saja shinjoo tidak meninggal. Beruntung sandara bukan orang yang berbelit-belit, ia mencoba untuk bangkit dan mencari kebahagiaan sebenarnya sesuai dengan amanat shinjoo. Akhirnya sandara memutuskan untuk melepas cincin itu lalu memasangnya pada sebuah tali kain yang seperti kalung itu. sandara membekapnya dan tersenyum tipis.

Shinjoo oppa, aku akan menyimpan kenangan kita di hatiku. Maafkan aku, aku hanya menjalankan amanatmu. Dan abeoji, maafkan aku telah pergi. jika aku kembali, aku rela dihukum pancung sekalipun. Tapi biarkan aku menemukan kebahagiaanku yang sebenarnya seperti permintaan shinjoo oppa. jeosonghaeyo, abeoji, shinjoo oppa.



TBC

next >>



 

Note : mian kalo kependekanxD ini ff pertama aku yang genre fantasy hihi maaf kalo gak ngefeel atau alurnya dipaksakanxD hengsho~^^

28 thoughts on “[Series] Coming To You – 1

  1. wawwww keren!!!aku gak tau mau ngomong apa…tapi aku yakin ff ni bakalan seru ..smngat chingu ayo isi lgi DGI dg ff yg keren..skrg DGI makin sepi aja..ditunggu chap brikutnya ^^

  2. wow!!!! aku pernah baca sinopsis rooftop prince itu tapi belum pernah nonton filmnyaa… semoga aja dengan adanya ff ini aku jadi bisa tau ceritanya..
    jiyong gitu banget sama dara.. segitu ngga percayanya sama dee.. dara di bilang lebih mirip kelinci ^^ .. gini aja deh biar adil, dara itu berhari angsa dan berwajah kelinci kekekeke.. itu binyeonya dara di jual ngga eon??
    lanjut lanjut lanjut…. next next next… go go go…. i’m waiting for this fanfic thor!!!! ^^

  3. duhhh admin di DGI ini punya segundang cerita ajj nahh setiap kali baca ff nya bgus bgt… ceritanya menarik thor cepet” next chapter yaaaaa

Leave a comment